Prodi PPKn FISH UNJ Berkolaborasi dengan AP3KnI Selenggarakan The 5th ACEC

Humas UNJ, Jakarta – Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Jakarta (Prodi PPKn FISH UNJ) bekerja sama dengan Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (AP3KnI) menyelenggarakan The Fifth Annual Civic Education Conference (5th ACEC) 2024. Konferensi ini mengusung tema “The Future of Civic Education: What Next?” dan berlangsung pada 4 – 7 November 2024 secara hybrid, dengan sesi daring melalui Zoom Meeting dan sesi luring di Ballroom Naraya Hotel serta Aula Gedung SMA Labschool Rawamangun.

The 5th ACEC merupakan konferensi internasional yang rutin diselenggarakan oleh Ikatan Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (IAPCEP) bersama universitas mitra nasional dan internasional. Tahun ini, IAPCEP bermitra dengan PPKn UNJ sebagai tuan rumah. Tema “The Future of Civic Education: What Next?” dipilih untuk menggali kompleksitas tantangan yang dihadapi Indonesia dan dunia saat ini, mencakup berbagai permasalahan nasional, regional, dan global. Pendidikan kewarganegaraan berperan penting dalam mempersiapkan warga global yang kompeten, beretika, dan peduli, serta mampu mengatasi tantangan-tantangan ini. Pendekatan interdisipliner menjadi strategi utama dalam mengatasi masalah ini, dengan matematika memainkan peran penting. Konsep seperti Quantitative Civic Reasoning dan CiviMatic: Interdisciplinary Mathematics Modeling menawarkan kerangka kerja yang menjanjikan untuk mengatasi masalah dari perspektif matematika. Tema ini mencerminkan pentingnya pendekatan inklusif dalam memahami dan mengatasi beragam tantangan.


Konferensi ini mengundang ilmuwan, cendekiawan, insinyur, dan mahasiswa dari universitas di seluruh dunia, serta profesional industri, untuk mempresentasikan penelitian yang sedang berlangsung. The 5th ACEC menjadi platform penting untuk mendorong kerja sama penelitian global, memberikan kesempatan bagi para delegasi untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, membangun hubungan bisnis atau penelitian, dan menemukan mitra global untuk kolaborasi di masa depan.

Dr. Yuyus Kardiman, Koorprodi PPKn UNJ, dalam sambutannya melaporkan bahwa jumlah peserta ACEC mencapai 100 orang yang hadir secara luring dan 50 orang secara daring. Luaran konferensi ini akan dipublikasikan dalam prosiding AIP Scopus, Atlantis Press Proceding, dan jurnal yang bekerja sama dengan IAPCEP yang terindeks Sinta 2, 3, dan 4.

Para keynote speakers yang akan memaparkan materi pada konferensi ini antara lain . Prof. Komarudin dari UNJ, Prof. Cecep Darmawan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Madya Nadarajan Thambu, Ph.D dari Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia, Dr. Karena Menzie Ballantyne dari Central Queensland University, Prof. Frank Reichert dari The University of Hongkong & Johns Hopkins University serta Prof. Ian Davies dari Citizenship Education University of York (emeritus), Inggris.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Sapriya, Ketua Umum AP3KnI, menyampaikan bahwa tema yang diusung dalam The 5th ACEC merupakan langkah kreatif dan inovatif serta upaya yang menjanjikan untuk mencapai tujuan pendidikan kewarganegaraan di era globalisasi abad ke-21. Dalam tiga dekade terakhir, Pendidikan Kewarganegaraan mengalami dinamika yang tinggi, ditandai dengan perubahan paradigma, orientasi, dan bobot isi kurikulum serta pendekatan pembelajaran. Perubahan dalam satu dekade terakhir diperkirakan akan terus berlanjut.

Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, terjadi perubahan kurikulum. Apakah perubahan ini tepat? Apakah perubahan-perubahan tersebut sudah menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat yang berubah dengan cepat? Bagaimana dengan pendidikan kewarganegaraan di masa depan, khususnya dalam satu atau dua dekade mendatang? Pertanyaan-pertanyaan ini menarik untuk dibahas melalui konferensi ini.

 

Menurut Prof. Sapriya, konferensi ini bertujuan memastikan dan membangun komitmen terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi warga global yang berbagi pengalaman, praktik terbaik, temuan penelitian, pengembangan produk, aturan, dan kebijakan. Pada akhirnya, tujuan dari kegiatan ini adalah mengembangkan rasa kepedulian terhadap seluruh umat manusia untuk mencapai kebajikan sipil. Upaya ini harus terus diupayakan agar kehidupan masyarakat semakin membaik seiring berjalannya waktu.

 

Sesi Keynote Speakers

Prof. Komarudin, Rektor UNJ, dalam paparannya menyampaikan bahwa perkembangan dunia berubah secara eksponensial dan tidak dapat diprediksi. Kondisi ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, sektor pendidikan perlu memberikan respon yang tepat. Penting untuk mengubah pendidikan kewarganegaraan untuk kehidupan masa depan. Rektor UNJ mengidentifikasi tiga paradigma Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan, yaitu belajar dan berkembang. Seorang warga negara tidak hanya berhenti pada tataran ‘belajar’, namun juga harus mampu ‘menghasilkan’ berbagai inovasi.

Rektor UNJ juga menyinggung isu Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan, yaitu spiritual, identitas, digitalisasi, hukum, dan ekologi. Sejalan dengan permasalahan yang telah diutarakan, Prof. Komarudin mengusulkan lima kompetensi yang harus diperoleh dalam Pendidikan Kewarganegaraan masa depan, yaitu kompetensi rohani, spasial dan nasionalisme, digital, hukum, dan ekologis. Kelima kompetensi ini sangat penting dalam menciptakan dan menumbuhkan kemandirian Pendidikan Kewarganegaraan yang berkelanjutan di masa depan.

 

Keynote speakers lainnya memaparkan materi secara daring melalui Zoom Meeting. Prof. Cecep Darmawan membahas materi berjudul “Trajectory of Pancasila and Civic Education: Perspectives On Educational Policy”. Dr. Karena Menzie Ballantyne membahas materi berjudul “Global Citizenship Future Directions: Identifying The Alignment Between The National and The Global”. Kedua keynote speakers ini dimoderatori oleh Dr. M. Mona Adha dari UNLA.

Sesi kedua paparan keynote speakers dimoderatori oleh Sri Rahayu, M. Biomed, dengan pembicara Prof. Frank Reichert yang memaparkan materi berjudul “Digital Citizenship and Online Teaching Environments”, Prof. Madya Nadarajan Thambu yang membawakan materi berjudul “Contemporary Moral Pedagogy and Education”, dan Prof. Ian Davies yang membawakan materi berjudul “Fundamental Ideas and Perspectives on the Curriculum with Special Reference to Civic Education”.

 

Diskusi Panel

Pada hari kedua pelaksanaan The 5th ACEC, diadakan sesi panel dengan pembicara dari pimpinan IAPCEP yang mewakili Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Timur. Para pembicara tersebut antara lain Prof. Rusli dari Universitas Syiah Kuala Aceh,  Prof. Maria Montessori dari Universitas Negeri Padang,  Prof. Tjipto Sumadi dari UNJ,  Prof. Hasnawi Haris dari Universitas Negeri Makasar, Dr. Harpani Maftuh dari Universitas Lambung Mangkurat, Dr. Eli Karliani dari Universitas Palangkaraya, Dr. Bernanda Meteray dari Universitas Cendrawasih serta Prof. Murdiono dari Universitas Negeri Yogyakarta. Selain sesi panel, juga akan diadakan sesi paralel di mana para peserta akan berdiskusi dan mempresentasikan artikel mereka.

Pada hari ketiga, akan dilaksanakan workshop “New Project Citizen”, pertemuan tahunan forum PPK/PKN Indonesia, pertemuan besar IAPCEP, dan pemberian Nu’man Somantri Award.

 

Pada hari keempat, peserta akan diajak menikmati keindahan kota Jakarta melalui kegiatan city tour.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *